Results for Keluarga

Ambisi Seorang Ibu Yang Jadi Petaka

Desember 22, 2025

 


Awal tahun ajaran baru dimulai, Retno (30 tahun) ibunda dari Keysa (6 tahun) tergesa-gesa memasuki gerbang sebuah sekolah dasar swasta bergengsi sambil menuntun dan sambil ngomel-ngomel karena Keysa yang dianggapnya lelet sehingga mereka datang sedikit kesiangan dan sudah banyak orang datang, padahal Retno tidak mau Keysa mendapatkan bangku di barisan belakang. Benar saja, ketika masuk ke kelas hampir semua bangku di dua barisan depan telah terisi. Retno melihat ada satu bangku yang masih kosong dengan sigap dan cepat Retno menarik tangan Keysa tapi begitu Keysa mau duduk ternyata seorang gadis kecil seumuran Keysa sudah duduk duluan. 

Retno kecewa dan kesal. Lebih kesal lagi setelah si Ibu dari anak kecil itu juga datang dan mengklaim bangku itu. Retno tercengang kaget melihat sosok si ibu yang seumuran dengannya. Wajah Retno langsung memerah ternyata Retno mengenalnya. Dia adalah Indri musuh bebuyutannya sejak dari SMP sampai SMA dan selalu saling mengalahkan dalam prestasi sekolah. Kadang Retno juara umum, kadang Indri. Dan bukan soal prestasi saja, dalam urusan cowok juga mereka gontok-gontokan berebut Elang, cowok idola di SMA. Dan pemenangnya adalah Indri yang akhirnya menikah dengan Elang.

Ketika bertemu dengan Indri lagi di kelas anak mereka itu, mereka langsung saling sindir dan suasana langsung panas. Retno dalam hati bersumpah bahwa dia ngga mau kalah lagi sama Indri. Keysa anaknya harus bisa mengalahkan anaknya Indri yang bernama Friska.  

Sejak saat itu Retno yang memang orangnya perfeksionis dan ambisius supaya anaknya jadi yang nomor satu di sekolah, semakin menjadi-jadi. Sekarang ia juga tidak mau Keysa kalah sama Friska. Keysa pun mendapatkan jadwal yang padat dan ketat. Sepulang sekolah, Keysa langsung ikut berbagai macam les. Mulai dari les kumon sampai les piano. Pokoknya Retno mau Keysa unggul dalam segala hal atas Friska anaknya Indri. Sepulang dari berbagai macam les harian itu, Keysa juga harus mengulang apa-apa yang sudah ia pelajari di kelas dipantau langsung oleh Retno meskipun Retno baru pulang dari kerja. Dan kalau sudah belajar sama Retno, Keysa sering dimarah-marahin dan tak jarang pula mendapat pukulan atau jeweran karena Keysa sering sudah tak bisa berpikir lagi karena lelah dan mengantuk. Retno sering memaksakan Keysa belajar bahkan sampai jam 12 malam karena Keysa belum bisa-bisa juga menguasai materi yang sedang dipelajari. 

Di hari Minggu pun jadwal keysa juga sudah begitu padat. Jangankan untuk bermain, untuk istirahat saja sangat susah buat Keysa. Lama-kelamaan suami Retno yaitu Ferdi kesal juga dan marah sama Retno. Tapi Retno tidak mau terima dan mereka pun akhirnya sering bertengkar.  

Kesya seringkali sedih melihat anak-anak lain yang masih bisa bermain. Kadang Kesya sesekali mencuri-curi kesempatan untuk masuk ke kamar bermainnya yang hampir tak pernah disentuhnya karena kesibukannya. Tapi begitu ketahuan sama Retno, Retno langsung memarahinya dan tak segan pula untuk memukul. Kesya juga sedih karena sejak ia masuk SD, ia hampir tak punya waktu lagi bermain-main dengan ikan mas koki kesayangannya. Untuk memberi makan ikannya itu Kesya kadang harus mencuri-curi waktu dan seringkali kelupaan atau tak sempat. Padahal seperti anak seumurannya, Keysa juga begitu merindukan ingin bisa bermain-main seperti anak yang lain. 

Ketika pembagian raport semester pertama Guru mengumumkan bahwa yang juara kelas adalah Friska sementara Keysa juara dua. Bukan main marahnya Retno. Apalagi melihat lirikan Indri yang penuh kemenangan. Sampai di rumah Retno langsung mengurung Keysa d kamar mandi dan tak diberi makan. Ketika Ferdi pulang dan mendapati mengetahui perbuatan Retno, Ferdi marah sekali dan mereka bertengkar hebat sampai Ferdi mengancam akan menceraikan Retno. Retno bukannya takut malah menantang. Dan ujung-ujungnya Ferdi selalu down karena secara karir dan financial Retno lebih mapan dibanding Ferdi yang cuma karyawan kontrak dengan gaji yang kecil. 

Sementara Retno jabatannya sudah menjadi Marketing Manager sebuah perusahaan. Apalagi ketika mereka bertengkar Kesya selalu bilang ke Ferdi bahwa ini salahnya, dia yang malas belajar dan suka main-main. Kesya selalu membela Retno di depan Ferdi karena Keysa tak mau kedua orangtuanya bertengkar apalagi sampai bercerai. Sementara karena tekanan dan tuntutan yang terlalu berat kepada Keysa, Kesya perlahan-lahan mulai mengalami depresi. Tanda-tanda awalnya adalah kesya menjadi anak yang minder dan penakut. Dalam berbicara Keysa mulai gagap. Tapi Retno tak memperhatikan hal ini karena otaknya penuh dengan ambisinya. 

Suatu ketika sekolah Keysa akan mengikuti olimpiade matematika nasional dan diadakanlah seleksi untuk mengirim utusan sekolah. Keysa dan Friska bersaing ketat. Tentu saja Retno jor-joran untuk menggembleng Keysa. Pagi, sore, siang malam, Keysa hanya belajar dan belajar. Keysa benar-benar lelah. 

Suatu minggu, Retno terpaksa harus pergi karena ada ada raker. Padahal beberapa hari lagi adalah tes penyaringan peserta olympiade. Tapi dia menelpon Keysa supaya belajar sendiri dengan diawasi pembantu mereka. Kesya kelihatan agak lesu, rupanya dia kurang enak badan. Ketika itu Ferdi pulang dan melihat keadaan kesya. Ferdi langsung menyuruh Keysa berhenti. Awalnya Kesya tidak mau karena takut kena marah mamanya, tapi Ferdi memaksa keysa dan menyuruh Kesya untuk bermain. 

Keysa dengan senang langsung berlari ke kamar bermainnya dan main-main dengan ikan mas koki kesayangannya. Tapi tak lama kemudian Retno pulang dan marah melihat Kesya bermain-main. Ketika ini Ferdi sedang di kamar mandi. Retno langsung memukuli Kesya. Ferdi pun keluar mendengar jeritan dan tangisnya Keysa. Ferdi dan Retno bertengkar hebat dan kali ini Ferdi tak bisa menguasai amarahnya. Ia menampar Retno. Retno makin marah dan mengusir Ferdi karena rumah itu adalah rumahnya Retno. Dengan berat hati dan sedih, Ferdi pun akhirnya pergi dari rumah itu diiringi tangisan Keysa. 

Sepeninggalan Ferdi, tentu saja tekanan Retno pada Keysa makin menjadi-jadi. Apalagi mendekati tes seleksi Olympiade. Tapi justru mendekati hari ujian, kondisi Keysa makin menurun, tapi Retno sama sekali tidak mempedulikan ini dan menganggap Keysa hanya malas atau mencoba ngambek karena papanya pergi. Tekanan Retno semakin besar lagi ke Kesya. Kondisi Keysa pun makin menurun. 

Sementara itu Ferdi berusaha membawa pergi Keysa dari rumah itu. Pernah suatu ketika Ferdi berhasil masuk dan tak ada yang tahu. Tapi Keysa nya tidak mau karena takut sama Retno. Ferdi akhirnya tak berhasil membawa Keysa. 

Di hari tes penyaringan peserta Olympiade nasional, Retno ikut mengantar. Tapi ketika menjalani ujian, Keysa muntah-muntah dan tak bisa mengerjakan ujiannya sehingga secara otomatis Keysa gugur dan kalah oleh Friska yang akhirnya terpilih mewakili sekolah mereka. Retno marah dan malu sekali, terutama oleh ejekannya Indri. Sesampainya di rumah, Keysa dipukuli habis-habisan. 

Retno benar-benar kalap. Bahkan kemudian di depan Keysa, Retno menghancurkan aquarium kecil dan membunuh ikan mas kokinya Keysa, kesya berteriak-teriak supaya Retno mengampuni ikan kesayangannya tapi Retno tak peduli dan malah menganggap pikiran kesya memikirkan ikannya terus makanya jadi tidak konsentrasi ke olympiade. Retno pun menyeret Keysa ke kamar mandi dan mengurungnya. Dari dalam kamar mandi keysa menjerit-jerit memanggil nama ikan kesayangannya. 

Keysa dikurung sampai pagi karena Retno ketiduran. Begitu Retno membuka pintu kamar mandi betapa kagetnya Retno mendapati Kesya yang setengah tak sadar. Wajahnya pucat, bibirnya membiru. Kesya meracau bergantian memanggil-manggil nama ikan kesayangannya ataupun papanya. 

Retno panik melihat keadaan Keysa dan melarikannya ke rumah sakit. Di rumah sakit, dokter memberitahu Retno bahwa Kesya terkena gejala typhus dan juga depresi berat. Retno kaget dan mulai sedih, tapi ia belum menyadari kesalahannya. 

Sementara itu, terjadi sesuatu yang mengejutkan pada diri Keysa. Begitu Keysa sadar dan melihat Retno, tiba-tiba saja Keysa menjerit histeris dan ketakutan seperti melihat setan atau penjahat yang ingin membunuhnya. Keysa berteriak-teriak menyuruh Retno pergi. Retno shock dan sedih mendapati Keysa menjadi seperti ini. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Dokter pun terpaksa melarang Retno untuk menemui Keysa. Di sinilah akhirnya Retno mulai menyadari kesalahannya dan menyesali apa yang sudah ia lakukan terhadap putri semata wayangnya itu. 

Selama di rumah sakit, Retno hanya bisa memandangi Keysa dari kejauhan. Betapa tersiksanya Retno. Retno rindu sekali ingin memeluk dan mencium Keysa. Tapi keinginan itu sudah terlambat. Ia tak bisa melakukan itu. 

Keadaan fisik Kesya lambat laun membaik dan Ferdi pun membawa Keysa pulang ke rumahnya. Tapi psikologisnya Keysa belum. Ia masih tidak mau ketemu Retno dan selalu menjerit-jerit ketakutan setiap ketemu Retno. Setiap malam Keysa juga sering mimpi buruk dan teriak-teriak.  

Suatu ketika Ferdi menikah lagi dengan Madina, seorang wanita yang lemah lembut dan baik hati. Madina sangat menyayangi Kesya dan merawat Keysa dengan penuh kesabaran dan ketulusan. Keysa merasa sangat nyaman di dekat Madina, perlahan-lahan psikologis Keysa mulai membaik di tangan Madina. Keysa mulai berani berinteraksi dengan orang lain dan mulai punya teman-teman bermain di dekat rumah mereka. Tapi satu hal yang belum berubah, Keysa masih tetap takut melihat Retno dan seolah-olah Keysa tidak mengenali Retno lagi. Ini siksaan yang paling berat buat Retno. Lebih berat daripada siksaan apapun. Apalagi ketika di depan matanya ia melihat Keysa memanggil Madina dengan panggilan Bunda. 

“Bunda, aku mau main.” Kata Keysa manja. Dan dengan lembut Madina mengiyakan. Mereka pun bermain berdua. Retno hanya bisa menyaksikan dari jauh dengan sedih dan pedih.

Sekarang keadaan mulai berbalik, Retno mulai mengalami depresi karena keadaan putri satu-satunya yang tak mengenalinya lagi. Ini berimbas kepada karirnya. Ia pun dipecat. Retno seperti semakin kehilangan arah. Karena tak punya pekerjaan dan penghasilan, lama kelamaan Retno pun bangkrut dan harus menjual rumahnya. Di sisi lain kerinduannya untuk memeluk dan mencium Keysa pun semakin memuncak. 

Suatu hari Retno akhirnya nekad dan menculik Keysa. Kesya dibawa ke sebuah tempat sepi dan di sana Retno menciumi dan memeluk Kesya. Kesya tentu saja teriak-teriak dan menjerit-jerit ketakutan. Tapi Retno makin kalap dan terus menciumi Keysa sambil menangis dan berteriak-teriak: “Keysa ini Bunda, Kesya.. Keysa, ini Bunda!!!”… Tapi Kesya tetap tidak mengakui Retno. Sampai akhirnya warga berdatangan dan menyelamatkan Keysa. Mereka menjauhkan Keysa dari Retno dan mengembalikan Keysa pada Ferdi dan Madina. Tapi Retno terus menerus berteriak kalap dan histeris. Akhirnya karena tak kuat menanggung kesedihan dan penderitaan jiwanya, Retno pun menjadi gila. 



 



 

ads 728x90 B
Diberdayakan oleh Blogger.