Luar Biasa PPDI Kembali Bikin Gebrakan, Ribuan Perangkaat Desa Lakukan Apel Akbar

Desember 23, 2025


Kuningan - FOKUS UTAMA 

Tak bisa dipungkiri, PPDI kembali bikin gebrakan positif. Kurang lebih 20 ribu perangkat desa ikuti apel Akbar di Lapangan Desa Ancaran Kecamatan Kuningan, Selasa (23/12/2025).

Apel Akbar yang menjadi ajang konsolidasi dan silaturahmi itu, juga diisi dengan doa bersama dan penggalangan donasi untuk korban bencana alam Aceh Sumatera.

Tidak hanya itu, mereka juga memberikan donasi untuk perbaikan rumah salah satu warga Desa Ancaran, yang roboh beberapa waktu belakangan.

Ketua PPDI Kabupaten Kuningan, Ade Sudiman, menegaskan bahwa Apel Akbar ini adalah bentuk konsolidasi dan silaturahmi antar perangkat desa.

Hal itu disampaikan Ade, mematahkan isu belakangan yang bilang bahwa pengerahan massa ini dilakukan untuk demo, bahkan melakukan longmarch. 

Ia memastikan, pasca Apel Akbar ini, perangkat desa segera pulang ke desa masing-masing dan melakukan pelayanan seperti biasa kepada masyarakat. 

"Murni kegiatan Apel donasi. Kita perlihatkan profesionalisme perangkat desa agar apa yang menjadi opini tidak bertanggung jawab, kita patahkan dengan Apel Akbar yang berlangsung tertib," kata Ade Sudiman.

Dalam kesempatan yang sama, PPDI Kuningan juga mengapresiasi Bupati Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar M Si, yang sudah menunjukkan yang keberpihakannya terhadap perangkat desa.

Mulai dari kenaikan SILTAP 8% di tahun 2024, muncul Perbup tentang Nomor Induk Perangkat Desa, hingga aturan pakaian dinas para perangkat.

"(Terima kasih) Bupati merespon dari aspirasi aspirasi perangkat desa. Selanjutnya kami dari seluruh perangkat desa se-Kabupaten Kuningan mendukung penuh program dan visi misinya Pak Bupati," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga memuji secara khusus apa yang sudah dikerjakan Bupati Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar, berhasil menurunkan amgka kemiskinan (Data BPS) dan mulai naiknya ekonomi masyarakat.

"Itu luar biasa, tentu di dalamnya adanya perangkat desa sebagai leading sektor di bawah untuk menjalankan program pemerintah," jelasnya.

Selain perangkat desa, Apel Akbar juga dihadiri Ketua DPRD Kabupaten Kuningan Nuzul Rachdy, S.E., sekakigus sebagai pembina Apel. Kapolres yang diwakili Kapolsek Kuningan AKP Bambang Poernomo, S.H., Dandim 0615/Kuningan yang diwakili Pasi Intel Kodim 0615/Kuningan Kapten Inf. Suherdi, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kuningan Dr. Toto Toharudin, M.Pd., M.H., Camat Kuningan Eko Yuyud Mahaendra, AP., M.Si.


(Nia/Dik OI)

Ambisi Seorang Ibu Yang Jadi Petaka

Desember 22, 2025

 


Awal tahun ajaran baru dimulai, Retno (30 tahun) ibunda dari Keysa (6 tahun) tergesa-gesa memasuki gerbang sebuah sekolah dasar swasta bergengsi sambil menuntun dan sambil ngomel-ngomel karena Keysa yang dianggapnya lelet sehingga mereka datang sedikit kesiangan dan sudah banyak orang datang, padahal Retno tidak mau Keysa mendapatkan bangku di barisan belakang. Benar saja, ketika masuk ke kelas hampir semua bangku di dua barisan depan telah terisi. Retno melihat ada satu bangku yang masih kosong dengan sigap dan cepat Retno menarik tangan Keysa tapi begitu Keysa mau duduk ternyata seorang gadis kecil seumuran Keysa sudah duduk duluan. 

Retno kecewa dan kesal. Lebih kesal lagi setelah si Ibu dari anak kecil itu juga datang dan mengklaim bangku itu. Retno tercengang kaget melihat sosok si ibu yang seumuran dengannya. Wajah Retno langsung memerah ternyata Retno mengenalnya. Dia adalah Indri musuh bebuyutannya sejak dari SMP sampai SMA dan selalu saling mengalahkan dalam prestasi sekolah. Kadang Retno juara umum, kadang Indri. Dan bukan soal prestasi saja, dalam urusan cowok juga mereka gontok-gontokan berebut Elang, cowok idola di SMA. Dan pemenangnya adalah Indri yang akhirnya menikah dengan Elang.

Ketika bertemu dengan Indri lagi di kelas anak mereka itu, mereka langsung saling sindir dan suasana langsung panas. Retno dalam hati bersumpah bahwa dia ngga mau kalah lagi sama Indri. Keysa anaknya harus bisa mengalahkan anaknya Indri yang bernama Friska.  

Sejak saat itu Retno yang memang orangnya perfeksionis dan ambisius supaya anaknya jadi yang nomor satu di sekolah, semakin menjadi-jadi. Sekarang ia juga tidak mau Keysa kalah sama Friska. Keysa pun mendapatkan jadwal yang padat dan ketat. Sepulang sekolah, Keysa langsung ikut berbagai macam les. Mulai dari les kumon sampai les piano. Pokoknya Retno mau Keysa unggul dalam segala hal atas Friska anaknya Indri. Sepulang dari berbagai macam les harian itu, Keysa juga harus mengulang apa-apa yang sudah ia pelajari di kelas dipantau langsung oleh Retno meskipun Retno baru pulang dari kerja. Dan kalau sudah belajar sama Retno, Keysa sering dimarah-marahin dan tak jarang pula mendapat pukulan atau jeweran karena Keysa sering sudah tak bisa berpikir lagi karena lelah dan mengantuk. Retno sering memaksakan Keysa belajar bahkan sampai jam 12 malam karena Keysa belum bisa-bisa juga menguasai materi yang sedang dipelajari. 

Di hari Minggu pun jadwal keysa juga sudah begitu padat. Jangankan untuk bermain, untuk istirahat saja sangat susah buat Keysa. Lama-kelamaan suami Retno yaitu Ferdi kesal juga dan marah sama Retno. Tapi Retno tidak mau terima dan mereka pun akhirnya sering bertengkar.  

Kesya seringkali sedih melihat anak-anak lain yang masih bisa bermain. Kadang Kesya sesekali mencuri-curi kesempatan untuk masuk ke kamar bermainnya yang hampir tak pernah disentuhnya karena kesibukannya. Tapi begitu ketahuan sama Retno, Retno langsung memarahinya dan tak segan pula untuk memukul. Kesya juga sedih karena sejak ia masuk SD, ia hampir tak punya waktu lagi bermain-main dengan ikan mas koki kesayangannya. Untuk memberi makan ikannya itu Kesya kadang harus mencuri-curi waktu dan seringkali kelupaan atau tak sempat. Padahal seperti anak seumurannya, Keysa juga begitu merindukan ingin bisa bermain-main seperti anak yang lain. 

Ketika pembagian raport semester pertama Guru mengumumkan bahwa yang juara kelas adalah Friska sementara Keysa juara dua. Bukan main marahnya Retno. Apalagi melihat lirikan Indri yang penuh kemenangan. Sampai di rumah Retno langsung mengurung Keysa d kamar mandi dan tak diberi makan. Ketika Ferdi pulang dan mendapati mengetahui perbuatan Retno, Ferdi marah sekali dan mereka bertengkar hebat sampai Ferdi mengancam akan menceraikan Retno. Retno bukannya takut malah menantang. Dan ujung-ujungnya Ferdi selalu down karena secara karir dan financial Retno lebih mapan dibanding Ferdi yang cuma karyawan kontrak dengan gaji yang kecil. 

Sementara Retno jabatannya sudah menjadi Marketing Manager sebuah perusahaan. Apalagi ketika mereka bertengkar Kesya selalu bilang ke Ferdi bahwa ini salahnya, dia yang malas belajar dan suka main-main. Kesya selalu membela Retno di depan Ferdi karena Keysa tak mau kedua orangtuanya bertengkar apalagi sampai bercerai. Sementara karena tekanan dan tuntutan yang terlalu berat kepada Keysa, Kesya perlahan-lahan mulai mengalami depresi. Tanda-tanda awalnya adalah kesya menjadi anak yang minder dan penakut. Dalam berbicara Keysa mulai gagap. Tapi Retno tak memperhatikan hal ini karena otaknya penuh dengan ambisinya. 

Suatu ketika sekolah Keysa akan mengikuti olimpiade matematika nasional dan diadakanlah seleksi untuk mengirim utusan sekolah. Keysa dan Friska bersaing ketat. Tentu saja Retno jor-joran untuk menggembleng Keysa. Pagi, sore, siang malam, Keysa hanya belajar dan belajar. Keysa benar-benar lelah. 

Suatu minggu, Retno terpaksa harus pergi karena ada ada raker. Padahal beberapa hari lagi adalah tes penyaringan peserta olympiade. Tapi dia menelpon Keysa supaya belajar sendiri dengan diawasi pembantu mereka. Kesya kelihatan agak lesu, rupanya dia kurang enak badan. Ketika itu Ferdi pulang dan melihat keadaan kesya. Ferdi langsung menyuruh Keysa berhenti. Awalnya Kesya tidak mau karena takut kena marah mamanya, tapi Ferdi memaksa keysa dan menyuruh Kesya untuk bermain. 

Keysa dengan senang langsung berlari ke kamar bermainnya dan main-main dengan ikan mas koki kesayangannya. Tapi tak lama kemudian Retno pulang dan marah melihat Kesya bermain-main. Ketika ini Ferdi sedang di kamar mandi. Retno langsung memukuli Kesya. Ferdi pun keluar mendengar jeritan dan tangisnya Keysa. Ferdi dan Retno bertengkar hebat dan kali ini Ferdi tak bisa menguasai amarahnya. Ia menampar Retno. Retno makin marah dan mengusir Ferdi karena rumah itu adalah rumahnya Retno. Dengan berat hati dan sedih, Ferdi pun akhirnya pergi dari rumah itu diiringi tangisan Keysa. 

Sepeninggalan Ferdi, tentu saja tekanan Retno pada Keysa makin menjadi-jadi. Apalagi mendekati tes seleksi Olympiade. Tapi justru mendekati hari ujian, kondisi Keysa makin menurun, tapi Retno sama sekali tidak mempedulikan ini dan menganggap Keysa hanya malas atau mencoba ngambek karena papanya pergi. Tekanan Retno semakin besar lagi ke Kesya. Kondisi Keysa pun makin menurun. 

Sementara itu Ferdi berusaha membawa pergi Keysa dari rumah itu. Pernah suatu ketika Ferdi berhasil masuk dan tak ada yang tahu. Tapi Keysa nya tidak mau karena takut sama Retno. Ferdi akhirnya tak berhasil membawa Keysa. 

Di hari tes penyaringan peserta Olympiade nasional, Retno ikut mengantar. Tapi ketika menjalani ujian, Keysa muntah-muntah dan tak bisa mengerjakan ujiannya sehingga secara otomatis Keysa gugur dan kalah oleh Friska yang akhirnya terpilih mewakili sekolah mereka. Retno marah dan malu sekali, terutama oleh ejekannya Indri. Sesampainya di rumah, Keysa dipukuli habis-habisan. 

Retno benar-benar kalap. Bahkan kemudian di depan Keysa, Retno menghancurkan aquarium kecil dan membunuh ikan mas kokinya Keysa, kesya berteriak-teriak supaya Retno mengampuni ikan kesayangannya tapi Retno tak peduli dan malah menganggap pikiran kesya memikirkan ikannya terus makanya jadi tidak konsentrasi ke olympiade. Retno pun menyeret Keysa ke kamar mandi dan mengurungnya. Dari dalam kamar mandi keysa menjerit-jerit memanggil nama ikan kesayangannya. 

Keysa dikurung sampai pagi karena Retno ketiduran. Begitu Retno membuka pintu kamar mandi betapa kagetnya Retno mendapati Kesya yang setengah tak sadar. Wajahnya pucat, bibirnya membiru. Kesya meracau bergantian memanggil-manggil nama ikan kesayangannya ataupun papanya. 

Retno panik melihat keadaan Keysa dan melarikannya ke rumah sakit. Di rumah sakit, dokter memberitahu Retno bahwa Kesya terkena gejala typhus dan juga depresi berat. Retno kaget dan mulai sedih, tapi ia belum menyadari kesalahannya. 

Sementara itu, terjadi sesuatu yang mengejutkan pada diri Keysa. Begitu Keysa sadar dan melihat Retno, tiba-tiba saja Keysa menjerit histeris dan ketakutan seperti melihat setan atau penjahat yang ingin membunuhnya. Keysa berteriak-teriak menyuruh Retno pergi. Retno shock dan sedih mendapati Keysa menjadi seperti ini. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Dokter pun terpaksa melarang Retno untuk menemui Keysa. Di sinilah akhirnya Retno mulai menyadari kesalahannya dan menyesali apa yang sudah ia lakukan terhadap putri semata wayangnya itu. 

Selama di rumah sakit, Retno hanya bisa memandangi Keysa dari kejauhan. Betapa tersiksanya Retno. Retno rindu sekali ingin memeluk dan mencium Keysa. Tapi keinginan itu sudah terlambat. Ia tak bisa melakukan itu. 

Keadaan fisik Kesya lambat laun membaik dan Ferdi pun membawa Keysa pulang ke rumahnya. Tapi psikologisnya Keysa belum. Ia masih tidak mau ketemu Retno dan selalu menjerit-jerit ketakutan setiap ketemu Retno. Setiap malam Keysa juga sering mimpi buruk dan teriak-teriak.  

Suatu ketika Ferdi menikah lagi dengan Madina, seorang wanita yang lemah lembut dan baik hati. Madina sangat menyayangi Kesya dan merawat Keysa dengan penuh kesabaran dan ketulusan. Keysa merasa sangat nyaman di dekat Madina, perlahan-lahan psikologis Keysa mulai membaik di tangan Madina. Keysa mulai berani berinteraksi dengan orang lain dan mulai punya teman-teman bermain di dekat rumah mereka. Tapi satu hal yang belum berubah, Keysa masih tetap takut melihat Retno dan seolah-olah Keysa tidak mengenali Retno lagi. Ini siksaan yang paling berat buat Retno. Lebih berat daripada siksaan apapun. Apalagi ketika di depan matanya ia melihat Keysa memanggil Madina dengan panggilan Bunda. 

“Bunda, aku mau main.” Kata Keysa manja. Dan dengan lembut Madina mengiyakan. Mereka pun bermain berdua. Retno hanya bisa menyaksikan dari jauh dengan sedih dan pedih.

Sekarang keadaan mulai berbalik, Retno mulai mengalami depresi karena keadaan putri satu-satunya yang tak mengenalinya lagi. Ini berimbas kepada karirnya. Ia pun dipecat. Retno seperti semakin kehilangan arah. Karena tak punya pekerjaan dan penghasilan, lama kelamaan Retno pun bangkrut dan harus menjual rumahnya. Di sisi lain kerinduannya untuk memeluk dan mencium Keysa pun semakin memuncak. 

Suatu hari Retno akhirnya nekad dan menculik Keysa. Kesya dibawa ke sebuah tempat sepi dan di sana Retno menciumi dan memeluk Kesya. Kesya tentu saja teriak-teriak dan menjerit-jerit ketakutan. Tapi Retno makin kalap dan terus menciumi Keysa sambil menangis dan berteriak-teriak: “Keysa ini Bunda, Kesya.. Keysa, ini Bunda!!!”… Tapi Kesya tetap tidak mengakui Retno. Sampai akhirnya warga berdatangan dan menyelamatkan Keysa. Mereka menjauhkan Keysa dari Retno dan mengembalikan Keysa pada Ferdi dan Madina. Tapi Retno terus menerus berteriak kalap dan histeris. Akhirnya karena tak kuat menanggung kesedihan dan penderitaan jiwanya, Retno pun menjadi gila. 



Usai Minum Tuak Buruh Tani Tewas Ditusuk

Desember 22, 2025

 

Photo : Dokumen Polres Pringsewu

Lampung-Fokus Utama

Seorang pria yang dikenal sebagai buruh tani di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, ditemukan tewas dengan luka di perut. Saat kejadian, korban yang bernama Legiman (39) baru saja minum tuak di salah satu lapo.

Korban merupakan warga Dusun Tambahsari, Pekon Tambahrejo Barat, Kecamatan Gadingrejo. Dalam kesehariannya, korban bekerja sebagai buruh tani.

Peristiwa pembunuhan ini terjadi pada Sabtu (20/12/2025) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB di lapo tuak yang berada di Pekon Wates Selatan, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu

Kapolres Pringsewu, AKBP Yunnus Saputra membenarkan peristiwa tersebut. Ia mengatakan korban sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

"Benar, peristiwa itu terjadi dini hari tadi. Korban ditemukan tergeletak di halaman lapo tuak dengan kondisi perut terluka," katanya, Sabtu lalu.

Yunnis menyampaikan dugaan sementara luka tersebut disebabkan oleh senjata tajam yang digunakan oleh pelaku.

"Dugaannya senjata tajam, namun jenisnya apa belum kami ketahui," sebutnya

Ia memastikan saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap terduga pelaku.

"Identitas pelaku telah dikantongi, dan upaya penangkapan terus dilakukan hingga saat ini," tandas Yunnus.


(****)

Azab Menantu Durhaka

Desember 22, 2025

 


Oleh : Abun Burhanudin 

Iring iringan pengantar jenazah yang berangkat ke sebuah pemakaman di pinggir kampung Cipandil. Saat ini suasana sedang turun hujan sangat deras, ditambah dengan tiupan angin yang sangat kencang. Cahaya kilat dan petirpun menyambar nyambar. Tak heran, jika warga kampung tidak terlalu banyak yang mengiringi penguburan jenazah. Yang terlihat cuman beberapa orang saja. Diantaranya, Eva, istri Ramlan yang meninggal dunia, Euis, tetangga Eva, Ustad Salihin, Rt Dastim dan beberapa orang yang mengangkut keranda jenazah.

Tak lama kemudian, iring iringan pengantar jenazah pun sampe di pemakaman. Tampak lubang kuburan sudah disiapkan. Setelah dibacakan doa, Ustad Salihin memerintahkan warga untuk menguburkan jenazah tersebut. Beberapa warga pun segera mengangkat jazad Ramlan, mau dimasukan ke dalam liang kubur.

Namun baru saja lubang kubur itu mau diuruk tanah, tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti, di pinggir jalan dekat pemakaman. Seorang perempuan setengah baya, ditemani oleh dua bodyguardnya turun. Perempuan itu langsung berteriak menyuruh mereka berhenti. Semua orang kaget. Perempuan ini melarang jenazah Ramlan dikuburkan di pemakaman ini. Area pemakaman itu udah dia beli khusus untuk keluarganya. Jika mereka tetep memaksa, maka dia akan menuntutnya ke pengadilan. Orang orang pun terpaksa berhenti, tidak jadi menguburkan jenazah Ramlan di pemakaman ini.

Para warga bingung, terutama Eva. Tak ada lahan lagi untuk menguburkan jenazah Ramlan. Ustad Salihin bilang, untuk menguburkan jenazah Ramlan di sebuah perkebunan milik dia. Tapi jaraknya lumayan agak jauh. Para warga diminta ikhlas memindahkan penguburan Ramlan di tempat itu. Karena hujan turun semakin deras, jadi tidak ada warga yang bersedia. Apalagi sekarang udah semakin sore. Jadi mereka banyak yang memilih pulang. Rt dan Ustad Solihin terpaksa harus menunda acara pemakaman sampe besok. 

Jenazah Ramlanpun dibawa kembali dari pemakaman. Tiba-tiba terjadi kejadian yang luar biasa. Saat iring iringan itu melewati sebuah sungai, tiba-tiba angin bertipun sangat kencang. Beberapa orang yang memanggul jenzaha tampak terseok seok. Semua orang pada panik. Suatu ketika, kilatan petir menyambar keranda. Semua orang kaget. Saking kagetnya, keranda jenazah dilemparkan. Para pembawa keranda pada berlari. Jenazah Ramlan terjatuh ke sengai, dan langsung terlihat hanyut.

Anehnya, setelah jenazah Ramlan terjatuh ke sungai, hujan dan angin pun mendadak reda. Orang orang merasa heran. Rt segera memerintahkan orang orang untuk mencari jenazah Ramlan ke sungai. Meskipun air sungai masih cukup deras, namun beberapa orang terpaksa turun. Keanehanpun kembali terjadi. Jenazah Ramlan tidak bisa ditemukan. Yang ada cuman kain kafannya saja. Semua orang makin merasa heran. Eva bener bener merasa sedih. 

Ustad Salihin membaca istigfar. Ini merupakan sebagian tanda dari kekuasaan Allah. Kejadian ini barangkali ada kaitannya dengan Almarhum Ramlan selama dia hidup. Sang Ustad lalu bertanya kepada Eva, gimana kisah Ramlan selama dia hidup. Dengan perasaan sedih, Eva pun lalu bercerita.


Beberapa tahun sebelumnya. 

Ramlan dikenal sebagai seorang pemuda yang baik, hati, sopan, dan rajin ibadah. Dia menjalin hubungan cinta dengan Eva sejak mereka di bangku SMA. Namun, hubungan cinta mereka tidak direstui oleh H. Saud, dan Bu Rohani, orang tua Eva. Karenanya, mereka menjalin hubungan secara sembunyi sembunyi.

Selepas lulus SMA Ramlan pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. Tapi karena cuman bermodalkan ijazah SMA, Ramlan hanya bisa bekerja sebagai buruh pabrik. Walau begitu, Ramlan tetap mensyukurinya. Beberapa bulan kemudian, Ramlan pulang dan langsung melamar Eva ke orang tuanya.

Tapi, sikap H. Saud dan Rohani tetap saja tidak berubah. Mereka tidak mau merestui hubungan mereka. Entah apa sebabnya, Eva tak bisa mengerti. Karena perasaan cinta Eva kepada Ramlan begitu berat, Eva akhirnya nekad ngajak Ramlan kawin lari. Ramlan semula menolak, karena menurutnya itu bertentangan dengan ajaran agama. Tapi Eva memaksa dan mengancamnya akan bunuh diri kalo Ramlan tidak mau menuruti kemauannya. Ramlan pun akhirnya setuju. Merekapun lalu menikah secara sembunyi sembunyi.

Tentu saja hal itu membuat H. Saud dan Rohani sangat marah. Sejak saat itu mereka tidak mau lagi mengakui Eva sebagai anaknya. Ramlan dan Eva sudah berkali kali datang minta maaf, dan restu mereka. Namun H. Saud dan Rohani malah mengusir mereka.

Sejak pernikahannya, Ramlan dan Eva tinggal di sebuah rumah kontrakan. Ukurannya sangat kecil. Hanya terdiri dari kamar, ruang tamu, dapur dan bak mandi. Tapi walau begitu, Eva merasakan bahagia, karena Ramlan adalah suami yang baik dan sangat sayang kepada Eva. Kebahagian merekapun semakin sempurna lagi saat Eva akhirnya hamil dan melahirkan bayi laki laki, yang kemudian dikasih nama Muhammad Riza Al Gifari. 

Ternyata meskipun Ramlan dan Eva sudah punya anak, yang notabene adalah cucu dari H. Saud dan Rohani, tapi hal itu tidak merubah sikap mereka pada Ramlan dan Eva. Tak sekalipun H. Saud dan Rohani datang menjenguk mereka. Tentu saja ini membuat Eva sangat merasa sakit hati. Tapi Ramlan terus berusaha menghiburnya dan menasehatinya agar Eva tetap bersabar. Gimanapun juga mereka adalah orang tuamu, yang harus dihormati. Kalo tidak boleh dendam sama mereka. Dengan kesabaran Ramlan seperti itu, Evapun semakin sayang kepada dia. Jadi walaupun kedua orang tuanya, tetap tidak mau mengakui Eva sebagai anak mereka, tapi Eva tetep merasa bahagia bisa hidup disamping Ramlan.

Rupanya ujian yang menimpa rumah tangga mereka belum selesai. Tiba-tiba saja Eva mengalami sakit keras yang mengharuskan dirinya dirawat di rumah sakit. Doter bilang, Eva mengalami penyakit dibagian empedu yang menyebabkan empedunya harus diangkat, yang tentunya memerlukan biaya yang cukup besar.

Eva benar-benar sock. Fikirnya, darimana Ramlan bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Eva pun berusaha untuk menyembunyikan penyakitnya itu. Tapi Ramlan akhirnya tahu juga. Dia bilang, gimanapun caranya, dia tetap akan mendapatkan uang demi kesembuhan Eva.

Ramlan lalu berusaha mencari uang dengan meminjam ke sana kemari. Karenanya dia menjadi sering bolos kerja, hingga akhirnya diapun dipecat. Ramlan pun semakin saja terpuruk. Diapun sempat mendatangi H. Saud dan Rohani untuk pinjam uang dan ngasih tahu keadaan penyakit Eva. Tapi bukannya dikasih pinjam, Ramlan malah dimaki maki. Ramlan sedih. Terpaksa dia harus pinjam sana pinjam sini untuk biaya pengobatan penyakit Eva.

Ramlan berhasil dapat pinjaman. Eva pun segera dioprasi dan akhirnya sembuh. Tapi selanjutnya dia berhadapan dengan persoalan baru. Hutangnya menumpuk. Hampir setiap hari rumahnya didatangi oleh orang-orang yang mau menagih hutang. Bahkan ada diantara mereka yang menggunakan preman dan bersikap kasar. Ramlan sempat dipukulin sampe babak belur karena gak sanggup membayar hutang. 

Eva merasa bingung dan sedih. Dia terpaksa mendatangi orang tuanya untuk meminjam uang. Tapi lagi lagi orang tuanya bukannya mau membantu malah menyalahkan Eva karena dianggap tidak mau menuruti omongan mereka. Eva benar-benar sedih. 

Eva pulang dengan tangan hampa. Lalu dia bercerita kepada Ramlan. Kali ini Ramlan bener bener merasa sakit hati. Ramlan bersumpah gimanapun caranya, dia harus bisa jadi orang kaya. 

Ramlan berusaha mengumpulkan uang dengan segala macam cara, hingga suatu ketika dia bertemu dengan Iskandar yang ngasih solusi untuk ikut masuk sindikat pemalsu STNK dan BPKB. Ramlan yang lagi gelap mata langsung aja setuju. Sejak saat itu diapun terlibat dalam aksi kejahatan itu. Modusnya, dia merental mobil kemudian dipalsu STNK dan BPKB nya, lalu mobil sewaanya dijual.

Ramlan akhirnya jadi kaya raya, dan mampu beli mobil mewah. Tapi semenjak hitu, sikap hidupnya jadi berubah total. Dia yang tadinya lemah lembut, rajin ibadah, dan santun, sekarang jadi sering bersikap kasar. Bahkan Eva pun seringkali disakiti Ramlan saat Ramlan tidak senang, ato marah sama dia. Eva pun jadi sedih. Ternyata kekayaan tidak membuatnya bahagia. Dia lebih merasa nyaman hidup dalam serba kekurangan, ketimbang hidup kaya raya tapi hati merasa sengsara. 

Eva pun mulai sadar. Ternyata omongan orang tuanya benar. Dia mungkin tidak cocok hidup bersama Ramlan. Eva pun menyesal. Tapi apa hendak dikata, semuanya sudah terlanjur terjadi. Sebagai istri yang baik, dia harus tetap tata dan setia kepada suami.

Di pihak lain, kehidupan H. Saud dan Rohani mengalami perubahan yang sangat drastis. Usaha H. Saud mengalami kebangrutan. Semua aset perusahaan dijual. Saud jadi jatuh miskin. Yang tersisa cuman cuman rumah yang ditinggali dan beberapa sawah dan kebun miliknya. Itupun sudah digadekan untuk membayar hutang.

Ternyata hutang Saud masih saja menumpuk. Dia bener bener sudah tidak mampu membayar. Rumahnyapun hampir disita. Rohani terpaksa menyarankan suaminya itu untuk minta bantuan ke Ramlan yang sekarang udah jadi kaya raya.

Dengan berat hati, Saud pun akhirnya mendatangi Ramlan buat pinjam duit. Ramlan yang sudah lama merasa sakit hati, merasa punya kesempatan untuk balas dendam. Ramlan pun mau meinjamkan udang dan melunasi semua hutang hutang mertuanya. Tapi dengan syarat, rumah mertuanya itu haris dijadikan jaminan. Ramlan ngasih tempo tiga bulan kepada H. Saud untuk membayar hutangnya. Kalo sampe jatuh tempo tidak mampu juga melunasi hutangnya, maka rumah H. Saud akan disita.

Eva merasa tidak tega melihat perlakuan Ramlan kepada orang tuanya. Diapun sempat meminta pertimbangan. Tapi Ramlan bukannya luluh, malah dia mengancam Eva akan menceraikannya jika dia terus membicarakan soal itu. Eva pun tak bisa apa apa. Dia cuman bisa memendam kesedihannya di dalam hati.

Waktu tiga bulan udah berlalu. Saatnya H. Saud untuk membayar hutang kepada Ramlan. Ternyata dia tidak sanggup untuk membayar. Dengan kejamnya Ramlan menyita Rumah mertuannya, bahkan sampe tega mengusirnya. Sejak saat itu H. Saud dan Ramlan jadi gelandangan. Tidur dimana saja. Lagi lagi Eva tidak bisa berbuat apa apa.

Suatu ketika, H. Saud mengalami sakit keras, akhirnya meninggal. Rohani benar benar merasa terpukul dan sedih. Dia lalu mendatangi Eva, supaya mau mengurusi jenazah ayahnya dsecara umum. Tapi Ramlan menolak mentah mentah. Rohani sakit hati. Saking sakit hatinya, sampe terlontar sumah dari mulutnya. Rohani mengutuk Ramlan kalo dia mati, semoga saja bumi tidak menerima jasadnya. Tapi Ramlan tidak mau ambil pusing dengan kutukan mertuanya. Eva cuman bisa sedih. Lagi lagi dia tidak berdaya menghadapi sikap Ramlan.

Suatu ketika, Ramlan lagi asyik nongkrong di sebuah warung sambil bermain catur. Kebetulan si pemilik warung lagi nonton berita di TV. Saat itu tersiar kabar kalo Polisi berhasil membekuk Iskandar, salah seorang anggota sindikat pemalsuan STNK dan BPKB. Ramlan langsung pucat dan kaget melihat berita tersebut. Diapun jadi ketakutan dan langsung pergi meninggalkan warung.

Ramlan lagi di jalan bawa mobil. Tujuannya dia mau pulang, mau ngajak Eva kabur dari kampung ini. Saat sampe di sebuah tempat dia kaget melihat banyak polisi yang sedang berjaga jaga. Padahal para polisi itu sedang melakukan razia rutin. Ramlan ketakutan, dan langsung berbalik arah mau kabur. Seorang polisi melihatnya dan langsung mengejar. Ramlan terus kabur membawa mobilnya kayak kesetanan. Pas sampe di sebuah belokan, Ramlan kaget melihat ada sebuah mobil yang meluncur dengan kecepatan tinggi dan hampir saja bertabrakan dengan mobil dia. Ramlan segera banting setir ke arah kiri. Naasnya, dia malah menabrak sebuah pohon yang ada di pinggir jalan. Ramlan akhirnya tewas dalam kecelakaan.

Kembali ke Eva yang lagi bercerita kepada Ustad Solihin. Eva mengakhiri ceritanya. Di sini ustad memberikan pesan. Pertama tentang kewajiban anak atau menantu hormat kepada orang tua, atau mertua. Kedua tentang harta kekayaan yang tidak menjamin membawa kebahagiaan. Ketiga masalah dendam yang bisa membawa kepada kesesatan. Eva dan warga lainnya tampak pada serius mendengar nasehat Ustad Solihin.

Sumber : Kisah dari seorang teman disesuaikan dengan ide cerita.

 

Sekian 


Pelanggaran Aturan SPPG Berpotensi Pencabutan Izin

Desember 22, 2025

Kuningan-Fokus Utama 

“Dengan total anggaran mencapai Rp355 miliar, seluruh pengelola dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) diminta mematuhi ketentuan yang berlaku. Pelanggaran terhadap aturan berpotensi berujung pada pencabutan izin operasional”

Demikian pernyataan tegas Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, saat memimpin Rapat Koordinasi Percepatan Pelaksanaan MBG Tingkat Kabupaten Kuningan di Aula Sekretariat Daerah, Senin (22/12/2025). 

Rakor dihadiri 127 pengelola dapur MBG yang tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Kuningan dan Kepala Organisasi Perngkat Daerah.

Dian menekankan bahwa besarnya anggaran MBG harus diimbangi dengan tata kelola yang akuntabel dan transparan. Pemerintah daerah, tidak akan ragu mengambil langkah tegas apabila ditemukan pelanggaran di lapangan.

“Anggarannya sangat besar, mencapai Rp355 miliar. Ini harus dilaksanakan secara benar dan bertanggung jawab. Jika ada dapur yang tidak sesuai aturan, kami akan beri sanksi tegas, bahkan merekomendasikan penutupan permanen kepada Badan Gizi Nasional,” tegasnya.

Dalam rapat tersebut, Bupati Dian didampingi Wabup Tuti Andriani, SH, M.Kn dan Ketua Satgas Percepatan Program MBG Kabupaten Kuningan, Uu Kusmana, S.Sos, yang juga sebagai Sekda. Sejumlah indikator pelanggaran menjadi perhatian serius, mulai dari ketidaksesuaian harga per porsi, persoalan legalitas dan sanitasi dapur.

Beberapa aspek yang ditekankan meliputi kewajiban kepemilikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), serta Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Bupati juga mengingatkan agar tidak ada praktik-praktik yang membuka celah penyimpangan.

“Aturan dari Badan Gizi Nasional sudah jelas. Jangan sampai ada ruang permainan yang mencederai tujuan program ini,” ujarnya.

Secara teknis, program MBG di Kabupaten Kuningan menyasar 385.383 penerima manfaat, terdiri dari peserta didik berbagai jenjang pendidikan, ibu hamil, serta balita yang tersebar di 30 kecamatan. Meski demikian, pemerintah daerah mencatat masih terdapat dua kecamatan Cilebak dan Hantara yang fasilitas dapurnya belum sepenuhnya siap.

Untuk mengatasi hal tersebut, Bupati menginstruksikan keterlibatan aktif seluruh jajaran, termasuk camat dan kepala puskesmas, guna memastikan kelancaran operasional MBG di wilayah masing-masing.

“Pemkab Kuningan tidak menghambat, justru hadir untuk membantu. Sesuai Perpres Nomor 115 tentang tata kelola MBG, kami memperkuat peran Satgas hingga tingkat desa,” kata Dian.

Selain aspek pengawasan, Bupati juga menekankan pentingnya dampak ekonomi dari program MBG. Ia berharap dapur-dapur MBG mampu menjadi penggerak ekonomi kerakyatan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal.

“MBG jangan hanya soal penyediaan makanan, tetapi juga harus menggerakkan ekonomi rakyat. Sejauh mana dapur-dapur ini memberdayakan potensi lokal, itu yang terus kami dorong,” uangkapnya.

(Bopih/Fokus Kuningan)

Apakah Wartawan Kebal Hukum? Ini Jawabannya

Desember 22, 2025



Kuningan - Fokus Utama 

Wartawan adalah sebuah profesi untuk mempublikasikan sebuah kejadian kepada publik. Dalam menjalankan fungsinya, wartawan bukanlah subjek atau pelaku tetapi hanyalah sebuah alat sebagai penyambung lidah. Wartawan tidak boleh beropini, tetapa harus menyampaikan secara objektif apa adanya.

Dari sini timbulah pertanyaan, apakah wartawan punya keistimewaan kebal hukum? Berikut penegasan dalam diskusi Wartawanbertema “Apakah Wartawan Kebal Hukum? Menakar Kebebasan Pers dan Tanggung Jawab” di Obyek Wisata Woodland, Desa Setianegara, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Senin (22/12/2025).

Diskusi menghadirkan Wartawan Kabar Kuningan, Iyan Irwandi, serta IPTU Abdul Aziz, Kasat Reskrim Polres Kuningan, dan diikuti sejumlah insan pers dari berbagai media yang tergabung dalam Pokja Wartawan Polres Kuningan.

Iyan Irwandi menyatakan, perlindungan hukum bagi wartawan hanya berlaku pada produk pers yang dihasilkan oleh media berbadan hukum pers. Apabila media tidak berbadan hukum pers, maka sengketa hukum atas pemberitaan berpotensi diproses menggunakan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

“Kalau medianya berbadan hukum pers, sengketa pemberitaan diselesaikan melalui Undang-Undang Pers dan Dewan Pers. Namun jika tidak berbadan hukum pers, bisa masuk ranah Undang-Undang ITE,” ujarnya.

Ia menambahkan, produk jurnalistik meliputi berita, tajuk rencana atau editorial, artikel opini, pojok, surat pembaca, serta produk edukasi dan hiburan seperti feature. Meski demikian, setiap produk jurnalistik wajib mematuhi kode etik dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sementara, Kasat Reskrim Polres Kuningan, IPTU Abdul Aziz menegaskan, status wartawan tidak menghapus pertanggungjawaban pidana apabila melakukan tindak pidana umum. Menurutnya, perbedaan harus dipahami antara produk pers dan perbuatan di luar kerja jurnalistik.

“Kalau itu produk pers, mekanismenya ada di Undang-Undang Pers. Tapi jika melakukan tindak pidana umum seperti pemerasan atau pencurian, tetap diproses dengan KUHP,” kata Abdul Aziz.

Ketua Pokja Wartawan Polres Kuningan, Elly Said, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut bertujuan menyamakan persepsi antara insan pers dan aparat penegak hukum agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penanganan perkara yang melibatkan pemberitaan.

“Kami ingin jurnalis tetap bekerja secara profesional dan berada di koridor hukum sesuai Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999,” ujarnya


(Nia/FOKUS KUNINGAN)

Hari Ibu Sebuah Refleksi Peran Besar Seorang Ibu Bentuk Karakter

Desember 22, 2025
Bupati Kuningan Dr. H. Dian Rahmat Yanuar, MSi, Saat Pidato Hari Ibu 


Kuningan-Fokus Utama 

“Peringatan Hari Ibu jangan dimaknai sekadar agenda seremonial tahunan, melainkan menjadi momentum refleksi untuk kembali mengingat peran besar seorang ibu dalam membentuk karakter, nilai, dan masa depan generasi bangsa,”

Demikian amanat Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar saat berpidato penutupan secara resmi Puncak Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-97 Tahun 2025 tingkat Kabupaten Kuningan yang berlangsung di Gedung Sanggariang, Jalan Siliwangi No. 75, Senin (22/12/2025). 

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Gabungan Organisasi Wanita Kabupaten Kuningan (GOW) Kabupaten Kuningan.

Acara berlangsung khidmat dan penuh makna, dihadiri unsur Forkopimda, pimpinan dan anggota DPRD, Sekretaris Daerah beserta jajaran, para kepala perangkat daerah, organisasi perempuan, tokoh masyarakat, akademisi, hingga perwakilan dunia usaha dan perbankan. Turut hadir Wakil Bupati Hj. Tuti Andriani, Ketua Tim Penggerak PKK Hj. Ela Helayati, Ketua DWP Yati U Kusmana, serta para pimpinan organisasi wanita yang tergabung dalam GOW.

“Di balik setiap keberhasilan anak-anaknya, selalu ada doa seorang ibu yang tidak pernah putus. Hari Ibu adalah hari pulang ke hati, mengingat sosok yang telah membesarkan kita dengan kasih sayang tanpa syarat,” ujar Bupati Dian.

Bupati juga menekankan bahwa ibu merupakan madrasatul ula atau sekolah pertama bagi setiap manusia. Dari ibu, nilai empati, tanggung jawab, dan kasih sayang ditanamkan sejak dini. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk terus menghormati dan menyayangi ibu selagi masih ada, serta senantiasa mendoakan ibu yang telah berpulang.

Pada kesempatan tersebut, Bupati turut menyatakan dukungan terhadap berbagai program pemberdayaan perempuan yang diinisiasi GOW Kabupaten Kuningan, termasuk gerakan sosial, pendidikan, dan keagamaan. Ia juga mengapresiasi peluncuran Gerakan Pekan Bersih-Bersih Lingkungan Masjid yang dinilai sejalan dengan upaya membangun lingkungan yang bersih, sehat, dan religius di Kabupaten Kuningan.

Menutup sambutannya, Bupati secara resmi menutup rangkaian Peringatan Hari Ibu ke-97 Tahun 2025 tingkat Kabupaten Kuningan, seraya berharap perempuan Kuningan semakin berdaya dan berkarya dalam mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045.

Sementara itu, Ketua GOW Kabupaten Kuningan, Hj. Rini Sujiyanti dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema “Perempuan Berdaya dan Berkarya Menuju Indonesia Emas 2045” mencerminkan komitmen organisasi perempuan untuk terus berperan aktif dalam pembangunan daerah.

Melalui wadah GOW yang menaungi puluhan organisasi wanita, berbagai program telah dijalankan secara konsisten, mulai dari kegiatan sosial, edukasi, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, hingga penguatan peran perempuan di tingkat keluarga dan masyarakat.

Ketua GOW menegaskan bahwa perempuan yang tergabung dalam organisasi-organisasi tersebut merupakan perempuan mandiri dan tangguh yang selama ini bekerja secara ikhlas, menyentuh langsung kebutuhan masyarakat hingga tingkat desa. Ia juga mendorong perempuan untuk terus adaptif terhadap perkembangan zaman, termasuk meningkatkan literasi digital agar tidak tertinggal oleh kemajuan teknologi.

Selain itu, GOW juga mengajak seluruh hadirin untuk menumbuhkan kepedulian sosial melalui penggalangan donasi bagi masyarakat terdampak bencana di sejumlah daerah, serta berperan aktif menjaga kebersihan lingkungan, khususnya masjid dan fasilitas umum.

Dalam laporan panitia oleh Ketua DWP Yati U Kusmana yang disampaikan pada acara tersebut, rangkaian kegiatan telah dilaksanakan sejak November hingga Desember 2025, meliputi seminar dialog lintas iman, seminar perlindungan hak anak dan perempuan, ziarah ke Taman Makam Pahlawan Haurduni, donor darah, pengobatan gratis dan pemeriksaan ibu hamil, skrining mata, hingga pembagian paket sembako kepada 270 penerima manfaat di wilayah Kecamatan Japara.

Melalui peringatan ini, GOW Kabupaten Kuningan berharap nilai-nilai perjuangan perempuan dapat terus diwariskan kepada generasi muda serta menguatkan peran perempuan sebagai pilar penting dalam pembangunan daerah dan bangsa.


(Nia/Ellen/Fokus Kuningan)

 



 

ads 728x90 B
Diberdayakan oleh Blogger.